Logo
Print this page

Bahagia Itu Tidak Sesederhana Kenaikan Gaji Akhir Tahun

Ilustrasi seorang tuna netra bekerja dengan komputer www.saujana.org Ilustrasi seorang tuna netra bekerja dengan komputer

Ada hal yang selalu dinanti dan di tunggu setiap karyawan yang bekerja di sebuah perusahaa dalam setiap pergantian tahun. Bukan perayaan tahun baru yang akan dirayakan, namun yang paling penting lagi adalah kenaikan gaji. Yang menjadi alasan seorang karyawan menjadi merasa bahagia. Namun yang perlu diperhatikan kalau kebahagian itu tak kan bertahan lama. 

Sebenarnya gaji yang tinggi tidak mempengaruhi kebahagian yang terus-menerus. Biasanya seorang karyawan hanya akan merasakan gembira saat menerima gaji diawal atau di akhir bulan. Setelah gaji atau uang tersebut habis, kebahagian itu akan ikut habis. Beda halnya dengan seorang karyawan yang memiliki sampingan menjadi wirausaha atau memiliki usaha kecil di rumahnya. Kebahagiaan itu akan muncul ketika setiap hari orang tersebut memiliki order dalam setiap harinya.

Seperti yang dikutip Detik Finance, hanya orang Indonesia lah yang memiliki kebahagiaan pada saat kenaikan gaji. Dalam survey yang dilakukan BPS, orang Indonesia memiliki indeks 65,11% kebahagiaan, itu sebagian dipengaruhi oleh kecenderungan merasa bahagia saat mendapat kenaikan gaji. Persepsi orang indonesia yang menganggap kebahagian berasal dari seberapa besar penghasilan yang mereka dapatkan itulah yang mempengaruhi tingkat kebahagian orang Indonesia.

Dikutip dari harian Deutsche Welle, kota yang menduduki peringkat pertama indek kebahagian adalah kota Costa Rica. Terhitung dari sejak tahun 2013 kota tersebut menjadi kota paling bahagia, walupun kota tersebut bukan kota yang tergolong kota kaya, bahkan sebaliknya termasuk kota yang miskin dari segi perekonomian.

Seperti yang diungkapkan M Zaid Wahyudi di media online Kompas.com bahwa kebahagia berawal dari pikiran, bukan dari segi pendapatan. Jika seseorang mampu menumbuhkan rasa bahagia itu dari pikiran dan bukan melulu dari “uang”, maka ia orang bisa merasa bahagia ketika memiliki keluarga, saudara atau orang-orang yang peduli dengannya. Dan bahagia juga bisa didapat dari budaya seseorang yang merasa bahwa dirinya dibutuhkan orang lain. 

Bekerja sebagai karyawan dengan memiliki usaha sampingan memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Namun jika usaha sampingan tersebut adalah salah satu hobby yang kita sukai, itu akan lebih mudah kita jalani. Seperti contohnya, ketika kita memiliki hobby memasak, hobby tersebut dapat di jadikan lahan untuk bisnis sampingan selain menjadi seorang karyawan.

Dalam dunia kerja dan usaha, kita wajib dituntut untuk konsisten. Jangan sampai pekerjaan kantor terganggu oleh usaha sampingan yang kita miliki. Semua kembali pada diri sendiri, ketika kita puas dengan gaji sebagai karyawan maka itu wajib kita syukuri.

Jadi, kalau boleh disimpulkan, bahagia itu sederhana, tinggal bagaimana kita menyikapi sebuah kehidupan. Sebaiknya jangan hanya menilai dari apa yang kita belum punya tapi mensyukuri apa yang telah kita miliki dan senantiasa berpikiran positif merupakan kunci kebahagiaan itu sendiri.

Last modified onWednesday, 12 August 2015 09:46
Dikembangkan dan kelola oleh Saujana Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.