Desain: Hobi dan Pekerjaanku
- Written by Anggrahini Inok
- Published in Artikel
- 0 comments
Harus diakui bahwa keterampilannya dalam membuat desain visual yang menarik lah yang akhirnya ia gunakan untuk mengembangkan curriculum vitae (CV) dirinya dan juga surat lamaran kerja. Dua aspek inilah yang biasanya menjadi faktor penting ketika melamar pekerjaan. “Dalam membuat CV atau data pribadi, kita harus jujur, sampaikan deskripsi diri kita secara jelas dan jujur, dan tulislah dengan meyakinkan”, jelas Stefan yang saat ini telah bekerja di sebuah perusahaan di Jelambar dekat Kali Angke, Jakarta Barat. “Selama bekerja di P.T. Amerta Indah Otsuka, banyak yang bilang CV saya unik dan kreatif, isinya berbeda dan gak terlalu mainstream”, aku Stefan.
Karena CV adalah media yang dapat mempresentasikan siapa diri kita dan siapa kita sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah kita cocok untuk menduduki posisi pada lowongan yang ditawarkan atau tidak. Stefan juga menambahkan bahwa bukan hanya dari sisi desain saja yang menjadi faktor pendukung menariknya sebuah CV, namun juga isinya yang haruslah lugas, langsung, dan meyakinkan. Banyak CV pada saat ini yang kurang informatif dan banyak juga yang tidak menyebutkan detail informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Padahal sebuah CV yang menarik tidak lepas dari unsur yang umum harus ada pada sebuah informasi yaitu singkat, padat, dan jelas.
Namun menurut Stefan, tidak hanya CV atau data pribadinya lah yang membuat ia menduduki posisi karirnya saat ini. CV memang menjadi titik masuk yang penting untuk kita bisa diterima di sebuah perusahaan. Akan tetapi, lebih penting lagi ketika kita sudah diterima bekerja, kita harus mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepada kita dengan sungguh-sungguh. “Ibaratnya semua pekerjaan yang diberikan kepada kita adalah hal penting yang harus kita kerjakan”, imbuh laki-laki yang menyukai hobi jalan-jalan ini. Meskipun keterbatasan dalam berkomunikasi sering membuat ia tidak bisa maksimal, misalnya tidak bisa mengangkat telepon atau berkomunikasi lisan dengan mitra kerja, namun ia bisa maksimal dalam keahlian yang dimilikinya yaitu desain dan ilustrasi.
Ketika proses wawancara kerja, Stefan juga mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh. Koordinasi dan dukungan dari pihak rekruitmen soal kendala komunikasi juga memudahkannya dalam proses wawancara, sehingga ia tidak merasa “dipinggirkan” karena ia seorang Tuli. ”Bagaimanapun, dalam hidup jika kita menyakini diri kita melakukan hal yang benar, maka kita tidak perlu takut untuk menghadapi tekanan hidup”, tutup Stefan.