Huda Arsitek dengan Autis asal Sidoarjo
Beberapa minggu lalu tim kami bertemu dengan Ibu Iin asal Sidoarjo. Pertemuan itu adalah kesempatan pertama kami berkenalan dengan Huda anaknya, pemuda mandiri dengan autis yang sehari-hari berprofesi sebagai freelance drafter gambar bangun. Sekilas Huda tampak seperti anak remaja lelaki seumurannya, namun ketika berkomunikasi, Huda menunjukkan kekhususannya. Seperti kebanyakan anak dengan autis, Huda terlihat sulit untuk berkomunikasi jika tidak menggunakan sentuhan sebagai tanda pengawal komunikasi. Pandangannya yang kurang fokus menjadi karakter utama Huda bahwa dia adalah anak dengan autis.
Namun Huda adalah anak yang luar biasa. Sekilas dia terlihat tak memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal, namun semua stigma itu runtuh ketika dia duduk di balik laptop kesayangannya dan duduk di salah satu sudut dapur yang sengaja disulap menjadi kantor pribadi bagi Huda untuk berkarya dan menggunakan AutoCad, SketchUp, dan jenis software visualisasi gambar bangun lainnya sambil mendengarkan lagu dangdut yang ia suka. Huda memiliki kemampuan gambar yang luar biasa. Dia sering membuat desain bangunan dengan tingkat kompleksitas cukup tinggi. Menurut Bu Iin, Huda sangat menyukai bentuk bangunan yang memiliki lantai lebih dari dua. Pemilihan pintu, warna ubin, dan bahkan jenis sprei semua atas pertimbangan Huda.
Sama seperti anak dengan autis lain, Huda sangat menyenangi detil dan logis. Menurut ibunya Huda sangatlah cerdas dalam bidang Matematika dan Fisika yang membutuhkan konsentrasi perhitungan yang cukup tinggi. Namun sangat lemah dalam bahasa Indonesia. Ketika ditanya apa keinginannya, dia hanya menjawab "kuliah". Huda ingin sekolah lagi. Meneruskan dan mengembangkan kemampuannya di perkuliahan. Saat ini Huda sedang mengerjakan beberapa proyek gambar bangunan berbayar yang didapatkan oleh kakak dan ibunya melalui situs online penyedia jasa proyek untuk freelancer. Setiap rupiah yang dia dapatkan diberikan kepada ibunya yang kelak akan digunakan untuk biaya kuliah.
Kemampuan Huda saat ini tidak lepas dari perjuangan Bu Iin yang membuatnya berhasil lulus dari SLB dan SMK inklusi. Sebelumnya Huda bahkan pernah tidak diijinkan mengikuti Ujian Nasional di SMPLB, namun berkat tekad, kerja keras, dan semangat Ibu Iin semua itu bisa dilalui. Hal ini menunjukkan bahwa peran keluarga sangat menentukan kemajuan dan kemampuan anak dengan autis. Setiap selesai shalat, Huda selalu berdoa dengan caranya yang sangat khas dan unik. Langsung dan to the point. “Ya Allah, berikanlah kesehatan, uang yang banyak, bisa masuk YouTube dan bisa kuliah, Amin”.
Huda dalam kesederhanaannya menggambarkan hasil dari semangat yang tak pernah mati. Dukungan keluarga yang saling menguatkan. Mengajarkan bahwa anak dengan autis bisa mandiri dan bermanfaat untuk masyarakat sekitar. (BP)
- Published in Artikel