Log in
A+ A A-

Jobseeker Kerjabilitas Inspiratif Mei 2016

Featured Foto Jobseeker Kerjabilitas Paling Inspiratif Mei 2016 Foto Jobseeker Kerjabilitas Paling Inspiratif Mei 2016

Cerita baik harus disebarkan, termasuk cerita keberhasilan jobseeker Kerjabilitas dalam menembus lapangan kerja pertama mereka. Bulan lalu kita diinspirasi oleh 3 jobseeker luar biasa yang upayanya jauh melebihi keterbatasannya. Bulan ini, 2 jobseeker Kerjabilitas lainnya layak kita sematkan sebagai Jobseeker Inspiratif bulan ini. Simak ceritanya di sini.

Elbert Giovanni Hadimartono

Pemuda kelahiran Melbourne, Australia ini mulai bergabung dengan Kerjabilitas pada akhir Maret 2016. Keberuntungan memang berpihak kepadanya, hanya sekali mengirim lamaran yang dibuka oleh Wikimedia Indonesia, Elbert langsung mendapat panggilan wawancara. Wawancara kerja pertamanya tersebut bukan dilaluinya begitu saja tanpa kendala. Sebagai tunarungu (disabilitas pendengaran), Elbert menemui kesulitan saat pihak Wikimedia mewawancarainya karena komunikasi yang terlalu cepat. Setelah ia menjelaskan kepada pewawancara bahwa ia kesulitan menangkap komunikasi tersebut, pewawancara Wikimedia menurunkan tempo bicaranya sehingga ia bisa menangkapnya lebih jelas. "Awalnya ada sedikit kesulitan saat proses wawancara, tapi keseluruhan dari proses itu lancar, kok", tutur Elbert saat ditanyai tim Kerjabilitas.

Setelah berhasil meyakinkan Wikimedia, Elbert akhirnya diterima bekerja sebagai Staf paruh waktu untuk Entri Data. Pekerjaan ini tidak menuntut Elbert untuk selalu hadir di kantor karena ia bisa mengerjakannya dari rumah, yang merupakan keuntungan tersendiri baginya. Walaupun demikian, pihak Wikimedia memberi masa orientasi bagi Elbert untuk beradaptasi dengan pekerjaan barunya, termasuk bersosialisasi dengan tim Wikimedia.

Sempat diwawancarai saat kru acara 360 Metro TV meliput proses wawancaranya dengan Wikimedia, ia dengan yakin berkata; "Saya sangat yakin bahwa saya bisa mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepada saya. Tidak ada keraguan sedikitpun tentang itu!"

Lulusan salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini mengajak teman-teman penyandang disabilitas yang lain untuk tetap mengobarkan semangatnya. “Kerja keras tidak akan pernah mengkhianati diri Anda sendiri dan selalu membuahkan pengalaman & hasil maka Anda perlu bekerja keras untuk mencari pekerjaan tanpa putus asa”, pesan Elbert bagi penyandang disabilitas yang belum bekerja.

Anik Puji Lestari

Kisah Anik adalah tentang keberanian dan daya juang. Karir yang mulai dijalaninya di BRI Jakarta Pusat ini berawal dari lamaran pekerjaan yang ia kirim lewat Kerjabilitas, setelah ia mendapati salah satu BUMN perbankan itu membuka lowongan untuk posisi Administrasi. Ditemani sang adik, Anik yang berdomisili di Pati, Jawa Tengah, berangkat ke Jakarta untuk memenuhi panggilan wawancara pertama yang kali ini dilakukan oleh rekanan BRI di Jakarta. Dan ia sukses melewatinya.

Kesuksesan tes pertama tadi diikuti oleh panggilan tes lanjutan yang kali ini akan dilakukan langsung oleh pihak BRI Jakarta Pusat sendiri. Berbeda dengan tes sebelumnya, kali ini adik yang sebelumnya mengantar Anik ke Jakarta berhalangan, sehingga Anik harus berangkat sendiri. Situasi yang kurang menguntungkan itu ia hadapi tanpa keraguan sedikit pun. Berbekal pengalaman dari perjalanan yang ia dan adiknya lakukan sebelumnya, ia memberanikan berangkat sendiri dengan menggunakan Kereta Api, yang kemudian ia lanjutkan dengan mencari kos harian setelah tiba di tujuan.

Tak lama setelah melewati tes lanjutan yang ia rasakan lebih menantang daripada tes pertamanya, Anik mendapat kabar dari BRI Jakarta Pusat bahwa ia diterima sebagai pegawai mereka! Syarat lanjutan berupa medical check up juga ia penuhi tanpa kendala sama sekali. Termasuk negosiasi Anik untuk melakukan check up di kota asalnya dan mengirimkan hasilnya lewat surel, yang disepakati oleh pihak penyedia kerja.

Bekerja di BRI Jakarta Pusat tanggal 1 Mei 2016 merupakan pengalaman pertama Anik masuk ke dunia kerja, sekaligus jauh dari keluarganya. Jarak sekitar 10 km setiap hari untuk sampai ke tempat kerja dari tempat ia tinggal tidak membuat dara amputee ini mengeluh sedikitpun.

Anik juga tidak mendapat kesulitan dari segi aksesibilitas dan semua rekan kerja terbuka dengan kehadirannya. Anik sendiri menganggap teman-teman di tempatnya bekerja sangat ramah dan mendukungnya dengan sepenuh hati. Perempuan lulusan Akademi Keperawatan ini memang harus sedikit bekerja lebih keras, karena harus beradaptasi dengan posisinya sebagai Staf Administrasi. Ketika ditanya oleh tim Kerjabilitas tentang pesan yang ia ingin sampaikan kepada para jobseeker lain, ia menjawab; “Semua manusia itu sama dihadapan Sang Pencipta, jika kalian masih memiliki kemampuan untuk berfikir, gunakanlah sebaik mungkin bagaimanapun kondisi fisik kita. Kunci urtamanya sabar dan pantang menyerah. Karena buah dari kesabaran akan terasa manis jika kita mau berusaha dengan tekun”.

Kisah Elbert dan Anik adalah inspirasi bukan hanya bagi kaumnya, namun bagi tiap individu lain yang bisa memetik pelajaran dari satu babak kehidupan mereka, yang buat mereka adalah pencapaian terbesar. Bukan saja karena ada yang menaruh kepercayaan terhadap kemampuan mereka, namun lebih karena untuk mendapatkan kepercayaan tersebut, mereka telah mengarungi rintangan-rintangan berat yang akhirnya membuat mereka makin kuat.

 

Last modified onWednesday, 26 October 2016 08:22

Leave a comment

Make sure you enter the (*) required information where indicated. HTML code is not allowed.