Log in
A+ A A-

Friska Rosanti:Dulu Saya Bisa, Sekarang Saya Juga Bisa

"Saya menjadi penyandang disabilitas sejak tahun 2015 karena kecelakaan saat saya sedang dalam perjalanan dari Batang ke Demak. Saya ditabrak dari belakang sehingga mengakibatkan salah satu kaki saya harus diamputasi." Friska Rosanti, penyandang disabilitas daksa yang dari awal tahun 2017 bekerja di Bank BRI Jakarta sebagai staf administrasi menceritakan kisahnya bagaimana ia menjadi penyandang disabilitas.

Sebagai lulusan kebidanan dari salah satu Universitas Kebidanan di Kendal, Jawa Tengah, Friska menuturkan jika tidak ada banyak kesulitan yang menghambatnya untuk bisa mengerjakan tugas sebagai staf administrasi di Bank BRI.

Menjadi staf administrasi di Bank BRI adalah pekerjaan pertamanya. Sebelumnya, Friska belum pernah bekerja. Setelah mendapatkan informasi dari teman sesama penyandang disabilitas tentang Kerjabilitas, Friska mendaftar dan melakukan kirim lamaran di beberapa lowongan yang ada di Kerjabilitas. Friska mendapatkan pekerjaan di Bank BRI melalui Kerjabilitas.com pada lowongan dari P.T. GOS Indoraya.

Beberapa hari berselang, Friska dihubungi pihak P.T. GOS Indoraya untuk melakukan test psikologi secara online. 2 minggu kemudian, Friska dipanggil untuk wawancara, dan seminggu kemudian Friska dipanggil untuk tes kesehatan.

Setelah penempatan, Friska tidak merasa kesulitan untuk bersosialisasi dengan para karyawan di Bank BRI. Semua terbuka atas kehadiran Friska. Friska juga tidak merasa dibedakan atau didiskriminasi. "Orangtua sempat mempertanyakan keyakinan saya saat saya akan bekerja di Jakarta. Saya pun meyakinkan kedua orangtua saya jika saya bisa dan yakin", tutur Friska.

Friska juga menuturkan jika ia senang dengan adanya Kerjabilitas yang dapat membantu penyandang disabilitas mendapatkan pekerjaan. Friska yang bukan penyandang disabilitas sejak lahir sempat merasa terpuruk atas kondisi barunya. Karena setelah menjadi penyandang disabilitas, Friska merasa ia yang sebelumnya bisa melakukan segalanya, tiba-tiba menjadi tidak bisa melakukan apa-apa, apalagi mendapatkan pekerjaan. 

"Orangtua adalah semangat saya. Mereka selalu memberi semangat sehingga saya tidak lagi memikirkan omongan orang yang membuat saya terpuruk", tutur Friska. Friska juga ingin memberikan semangat kepada teman-teman penyandang disabilitas. Menurut Friska, semua penyandang disabilitas memiliki keahlian masing-masing, dan semua keahlian itu harus dijalani dengan penuh semangat.

  • Published in Artikel

Cerita Sukses Jobseeker Inspiratif Oktober 2017: Kamukah Selanjutnya?

Di bulan Oktober 2017 ini, Kerjabilitas kembali mendapatkan 6 penempatan kerja dari penyandang disabilitas pengguna Kerjabilitas. Keenam mantan pencari kerja yang sekarang sudah menjadi karyawan itu adalah Kiki Muzaki sebagai staf gudang di P.T. Magenta Mumbul Mandiri, Henry Restya Susetya sebagai staf media sosial di Bank CIMB Niaga Yogyakarta, Andryant Rezza Hydayat sebagai staf media sosial di Bank CIMB Niaga Yogyakarta, Helmi Idris sebagai staf media sosial di Bank CIMB Niaga Jakarta, Agung sebagai staf admin di P.T. Infomedia Solusi Humanika Malang, dan Silfia Rosyda sebagai staf asisten penjualan di Kain Gamis Surabaya. Berikut kami akan menampilkan kisah 2 dari 6 pencari kerja pengguna Kerjabilitas yang telah berhasil mendapatkan penempatan kerja ini. Semoga kisah ini dapat menginspirasi pencari kerja lain yang masih berjuang mendapatkan pekerjaan impiannya. Tetap semangat!

Silfia Rosyda

Mendapatkan Pekerjaan Tanpa Melalui Wawancara Kerja yang Rumit

“Mbak, saya diterima bekerja di Kain Gamis Surabaya, terima kasih atas bantuannya”, Silfia Rosyda, seorang penyandang disabilitas daksa, mengabarkan kepada Kerjabilitas melalui pesan di media sosial saat ia sudah mulai bekerja di Kain Gamis. Kain Gamis adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil atau kain dan berlokasi di Surabaya.

Silfia Rosyda adalah penyandang disabilitas daksa dengan kondisi tubuh yang kecil. Silfia diterima bekerja di Kain Gamis sebagai asisten penjualan. Gadis yang sebelumnya pernah bekerja di bidang penjualan ini tidak merasa kesulitan saat bekerja di Kain Gamis sebagai asisten penjualan. Silfia yang melakukan kirim lowongan melalui Kerjabilitas dihubungi oleh pihak Kain Gamis melalui pesan WhatsApp yang mengatakan bahwa jika ia bersedia bekerja di Kain Gamis, ia diminta datang ke kantor Kain Gamis dengan membawa lamaran yang ditulis dengan tangan.

Mudahnya Silfia mendapatkan pekerjaan, tidak melalui wawancara kerja seperti pada umumnya proses seleksi karyawan baru. Ia hanya melakukan wawancara kerja melalui pesan WhatsApp. Silfia ditanya apa keahliannya, lalu ditawarkan gaji. Keesokan harinya, Silfia datang ke kantor Kain Gamis, dan langsung bekerja.

Saat masih kuliah, Silfia sempat bekerja sebagai staf marketing online yang juga berkaitan dengan penjualan, namun ia hanya bekerja jika ada pesanan. Silfia juga menuturkan jika ia ingin mendapatkan pengalaman yang banyak di luar dengan mencari kerja yang tidak hanya online dan hanya dikerjakan di kamar kost-nya saja.

Silfia yang lulusan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan di sebuah universitas negeri di Surabaya dan memiliki hobi menulis ini merasa senang mendapat pekerjaan di Kain Gamis, apalagi kantor Kain Gamis tidak jauh dari kost-nya. Silfia merasa beruntung karena dengan kondisi tubuh Silfia yang kecil, ia akan merasa kesulitan jika harus berjalan jauh, apalagi ia juga tidak dapat mengendarai sepeda motor.

Silfia lahir di Tuban Jawa Timur, namun sudah sejak kuliah tinggal di Surabaya. Ia menceritakan bahwa dulu sewaktu kecil, ia sering diejek oleh teman-temannya karena tubuhnya yang kecil. Namun beranjak dewasa semua ejekan itu hilang, hingga Silfia mendapatkan pekerjaannya yang sekarang, ia tidak pernah lagi mendapatkan perlakuan kurang baik dari teman maupun orang-orang di sekitarnya.

“Selagi masih muda, kenapa kita tidak mencari pengalaman yang banyak. Semua orang perlu berusaha, tidak terkecuali kita. Jika ingin berwirausaha, carilah ilmu dengan mencari pengalaman di luar terlebih dahulu. Jangan hanya diam di tempat. Dengan banyak pengalaman, kita akan berkembang dan keterampilan kita akan bertambah”, demikian pesan Silfia bagi teman-teman penyandang disabilitas yang saat ini masih mencari kerja.

 

Henry Restya Susetya

Tuli yang Bekerja Sebagai Staf Media Sosial

Henry Restya Susetya, penyandang disabilitas Tuli kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, sarjana Teknik Informatika lulusan salah satu universitas di Yogyakarta ini, kini telah bekerja di Bank CIMB Niaga Yogyakarta.

Selepas kuliah, Henry langsung mencari lowongan pekerjaan melalui beberapa media, seperti internet, koran, dan beberapa pengumuman di tempat umum. Henry tidak sengaja menemukan website Kerjabilitas.com saat Henry sedang mencari lowongan melalui internet. Dari situ Henry mulai membuat akun di Kerjabilitas dan tak lupa untuk melengkapi akunnya dengan mengisi profilnya serta mengunggah curriculum vitae. Setelah semua lengkap, Henry melihat lowongan dari P.T. Asia Outsourcing Services (AOS) yang membuka lowongan untuk posisi staf media sosial dengan penempatan Bank CIMB Niaga Yogyakarta.

P.T. Asia Outsourcing Services (AOS) adalah perusahaan yang melakukan perekrutan dan pengelolaan SDM untuk perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Salah satu klien P.T. Asia Outsourcing Services (AOS) adalah Bank CIMB Niaga yang membutuhkan tenaga penyandang disabilitas (khusus Tuli) untuk posisi staf media sosial.

Setelah melakukan kirim lamaran melalui Kerjabilitas.com, tidak lama kemudian Henry dipanggil oleh P.T. Asia Outsourcing Services (AOS) untuk melakukan wawancara kerja. Henry lolos dari seleksi tahap pertama dengan P.T. Asia Outsourcing Services (AOS), selanjutnya Henry mengikuti seleksi dengan pihak Bank CIMB Niaga langsung.

“Dengan percaya diri, saya siap untuk bekerja. Syukur saya lolos tahap interview dengan Bank CIMB Niaga dan diterima bekerja di sana”, kata Henry saat menceritakan pengalamannya melalui aplikasi WhatsApp. Henry tidak kesulitan saat melakukan wawancara kerja, baik dengan P.T. Asia Outsourcing Services (AOS) maupun Bank CIMB Niaga. Henry masih bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat, bahasa oral (membaca gerak bibir), dan juga dengan tulisan. Henry juga menuturkan jika ia berterima kasih kepada tim Kerjabilitas yang sudah menfasilitasi penyandang disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan. “Saya siap mengambil risiko dengan terjun ke dunia pekerjaan dan mendapat tantangan baru. Saya akan bekerja keras, tidak mudah menyerah, dan sabar, karena mendapatkan pekerjaan yang saat ini tidak mudah”, ujar Henry penuh semangat.

Henry juga menceritakan bagaimana ia meyakinkan pihak Bank CIMB Niaga bahwa dirinya akan bersungguh-sungguh jika ia diberikan kesempatan untuk bekerja di sana. Percaya diri adalah rasa yang harus dimunculkan jika kita ingin menggapai impian kita. Dengan percaya diri, kita dapat menyingkirkan rasa takut kita dan memunculkan semua potensi serta kelebihan kita.

  • Published in Artikel

Yogyakarta: Kursus Membatik bagi Penyandang Disabilitas

Yogyakarta: Kursus Membatik bagi Penyandang Disabilitas

Pusat Rehabilitasi YAKKUM memberikan peluang bagi penyandang disabilitas untuk mandiri dengan memberikan kursus keterampilan membatik selama 3 bulan. Bagi peserta yang berprestasi akan dibantu untuk penempatan kerja di industri batik di wilayah Yogyakarta.

Syarat dan kriteria :

  • Mau bekerja setelah kursus
  • Pendidikan tidak diutamakan
  • Usia 17 – 40 tahun
  • Mandiri secara fisik
  • Bersedia tinggal di asrama selama 3 bulan
  • Kursus akan diselenggarakan di Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Jl. Kaliurang Km. 13,5, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman. 

Disediakan asrama dan makan secara cuma-cuma selama mengikuti kursus. Tidak dikenakan biaya kursus.

Bagi yang berminat, segera mendaftar ke Ibu Retno WA 0821 3719 1138. Pelaksanaan kursus dimulai pada tanggal 8 Januari 2017.

Segera daftarkan diri Anda, kuota peserta terbatas!

  • Published in Peluang

Alasan Mempekerjakan Disabilitas

Menjadi peserta Job Fair merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh Kerjabilitas dengan maksud merekrut para penyandang disabilitas dan perusahaan sebagai user Kerjabilitas. Ketika Job Fair berlangsung tim Kerjabilitas juga akan mendatangi satu per satu booth perusahaan penyedia kerja untuk  menjajaki lowongan-lowongan inklusi yang dibuka oleh perusahaan peserta Job Fair lain. Tim Kerjabilitas kemudian akan mendaftarkan lowongan yang bisa diakses bagi disabilitas tersebut ke situs www.kerjabilitas.com sebagai tindak lanjut.

Dalam Setiap Job Fair tim Kerjabilitas selalu meyakinkan perusahaan penyedia kerja untuk membuka lowongan yang bisa di akses oleh penyadang disabilitas.  Salah satu hal yang bisa dijadikan rujukan bagi perusahaan dalam membuka lowongan bagi disabilitas adalah Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Dalam rangka pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas pemerintah melalui Undang-Undang tersebut mewajibkan setiap perusahaan swasta mempekerjakan penyandang disabilitas sebanyak 1 % (persen) dari jumlah karyawan dan 2 % (persen) bagi Pemerintah Daerah dan BUMN. Faktanya, implementasi UU no. 8 2016 tersebut masih sangat lemah, sangat sedikit perusahaan yang mempekerjakan penyandang disabilitas. Hal ini tentu saja akibat stigma di masyarakat yang menyatakan bahwa penyandang disabilitas tidak mampu bekerja dan akan merepotkan jika mempekerjakan mereka.

Berikut ini, tim Kerjabilitas telah merumuskan beberapa hal terkait pertanyaan “Apa Alasan Mempekerjakan Disabilitas?”

  • Problem Solver
    Problem solving adalah merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
    Penyandang Disabilitas adalah Problem Solver atau pemecah masalah, karena setiap hari mereka bertemu dengan rintangan bahkan sejak mereka lahir. Penyandang Disabilitas senantasa beradaptasi dan memecahkan masalah yang ereka hadapi, bahkan terkadang dengan cara yang sangat efektif.

  • Mampu Bekerja dan Berketrampilan
    Kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Sementara ketrampilan diartikan sebagai tingkat keahlian atau kemahiran dalam melakukan sesuatu hal.
    Keengganan perusahaan dalam merekrut Disabilitas biasanya muncul karena anggapan bahwa mereka tidak mampu beerja dan memiliki ketrampilan yang dibutuhkan. Selain itu, juga muncul asumsi bahwa jika mempekerjaan Disabilitas, perusahaan perlu merubah struktur bangunan supaya bisa diakses Disabilitas. Padahal sangat banyak Disabilitas yang memilik ketrampilan dan menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi. Bahkan, 15 % penyandang Disabilitas tidak membutuhkan modifikasi pada bangunan kantor.

  • Nilai Tambah Bagi Perusahaan
    Konsep value-added (nilai tambah) telah menjadi salah satu strategi yang populer selama beberapa tahun. Perusahaan melakukan berbagai hal untuk menjadi unik dan berbeda dengan pesaingnya. Tentu saja usaha-usaha yang dilakukan untuk memberikan nilai tambah yang lebih dan menaikkan branding perusahaan.
    Dengan mempekerjakan penyandang Disabilitas, perusahaan bisa menajadi bagian dari komunitas inklusi dan secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan pangsa pasar dan keuntungan perusahaan.

  • Lingkungan kerja yang inklusi meningkatkan semangat dan motivasi kerja
    Inklusi digunakan sebagai sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnis, budaya dan lainnya. Terbuka  dalam konsep lingkungan inklusi, berarti semua orang yang tinggal, berada dan beraktivitas dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat merasa aman dan nyaman mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya.
    Faktanya bekerja dalam lingkungan kerja yang terbuka dan anti-diskriminasi membuat seseorang menjadi lebih nyaman. Kenyamanan dalam bekerja akan meningkatkan semangat, empati antar pekerja dan motivasi kerja.

  • Disabilitas tidak mempengaruhi cara pikir
    Terdapat dua model dalam memandang disabilitas, yaitu model medis dan model sosial. Dalam model medis Penyandang Disabilitas perlu melakukan perubahan pada dirinya dan beradaptasi dengan keadaan (jika mereka dapat), dan tidak ada gagasan tentang perlunya melakukan perubahan pada masyarakat.
    Berdasarkan model sosial, disabilitas disebabkan oleh masyarakat tempat kita tinggal dan bukan merupakan ‘kesalahan’ seorang individu penyandang disabilitas itu, atau juga bukan merupakan konsekuensi yang tak dapat dihindari dari keterbatasannya. Dengan model ini Penyandang Disabilitas dihargai karena memiliki kehidupan yang sama karena disabilitas tidak berpengaruh pada kesehatan dan cara pikir.

Masih menganggap penyandang disabilitas tidak produktif dan mandiri? Pikirkan kembali.

  • Published in Artikel

Maksimalkan Akhir Minggumu untuk Memaksimalkan Pekerjaanmu

Selama ini banyak yang menganggap bahwa weekend atau akhir pekan adalah saat yang tepat untuk “melupakan “ sejenak rutinitas kerja sehari-hari selama satu minggu penuh, bersenang-senang, mungkin ini cara yang tepat bagi kalian yang tidak sepenuhnya mencintai dan menyukai pekerjaan mereka, lalu bagaimana dengan kalian yang menyukai pekerjaan anda dan siapa tahu weekend dapat memberikan pandangan lain untuk memaksimalkan karir kalian. 

Pertimbangkan ini, akhir pekan adalah waktu yang menyenangkan pula untuk meningkatkan karir kalian. 

Sebelum kalian berpikir bahwa akan sangat merepotkan dan tidak menyenangkannya memikirkan pekerjaan pada saat akhir pekan, berikut ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk fokus pada hal yang penting pada karir atau impian yang sedang kalian wujudkan. 

  • Membangun kembali “ Brand” kalian secara professional
    Brand disini berarti adalah Portofolio ataupun Curriculum Vitae (CV). Selama ini mungkin karena terlalu sibuk bekerja kalian lupa untuk memperbarui Portofolio atau CV, lengkapi dengan karya ataupun hasil kerja kalian selama bekerja di tempat kerja sekarang. Ini juga bisa berarti bagi mereka yang merintis sebuah usaha baik Start Up atau E-Commerce yang sedang kalian mulai. Akhir pekan menawarkan banyak kesempatan dalam mengembangkannya. 

  • Meningkatkan project-project  yang spesial
    Sering kali dalam karir kita ada beberapa hal yang sangat kita sukai tidak bisa kita lakukan di tempat kerja, layaknya “me time” meningkatkan proyek spesial kalian yang akan kalian mulai atau sempat tertunda dapat menyegarkan kembali pikiran kalian, hal ini juga dapat memperbaiki manajemen waktu kalian selama bekerja. 

  • Mempelajari hal baru
    Di era serba digital ini banyak sekali hal baru, baik hal kreatif, inovatif , menarik dan keren diluar sana. Terlebih kalian yang sangat terhubung dengan tekhnologi dapat mempelajari menggunakan tekhnologi tersebut untuk mempermudah karir dan kehidupan anda, semakin sedikit pula waktu yang terbuang untuk menyesali pekerjaan yang tidak anda suka. 

  • Menjadi lebih teroganisir
    Hari senin mungkin bisa menjadi mimpi buruk bagi kalian, karena jadwal yang saling betabrakan, belum selesainya pekerjaan minggu lalu membuat kalian semakin membenci hari senin, namun hal tersebut dapat dikurangi dengan membuat semua lebih terorganisir pada akhir pekan. Pada hari minggu kalian dapat mengatur semuanya, berpikir strategis perencanaan di minggu depan, memprioritaskan mana yang lebih penting dan mengerjakan yang lain setelahnya. 

Kedisiplinan dan keinginan untuk memajukan karir kalian pada saat akhir pekan akan memaksimalkan karir kalian selanjutnya. Selamat mencoba dan jangan lupa nikmati akhir pekanmu. 

 

Profesor Wanita Disabilitas dari Kota Batik

Dra. Y Anni Aryani, M.Prof.Acc., Ph.D., Ak. membuktikan dengan segala keterbatasan kondisi yang dimiliki, rupanya tidak menjadi penghalang bagi Anni untuk meraih prestasi gemilang dibidang Akademik. “sejak kecil sampai sekarang, saya tidak pernah merasa minder karena kondisi kaki saya ini,” ujar kolektor perangko dari berbagai penjuru dunia ini. Awalnya, Anni lahir layaknya bayi lainnya namun di usia 2,5 tahun kedua kakinya lumpuh akibat penyakit polio, dan kondisi ini mengakibatkan ia harus menggunakan alat bantu. Semangat dan keteguhan Anni terbawa pada saat ia memasuki bangku sekolah, dengan kecerdasan yang dimilikki Anni, ia mampu memasuki Sekolah Dasar dan langsung berada di kelas IV. 

Kondisi tersebut rupanya semakin menambah semangat Anni untuk terus belajar, terbukti peringkat pertama selalu diraihnya dari bangku sekolah hingga kuliah. Anni yang menyelesaikan pendidikan S-1 nya di Universitas Negeri Solo (UNS) di tahun 1991, kemudian mendapat beasiswa S-2 hingga gelar  Professional Accounting (M.Prof.Acc) dari The University of Queensland Australia pada tahun 1999, dan menyelesaikan pendidikan S-3 di Victoria University, Melbourne pada tahun 2009 hingga mendapat Gelar Ph.D. Accounting and Finance.

Semangat Hidup, semangat belajar, dan semangat berbagi untuk sesama dalam kondisi apapun, membuat sosok wanita ramah ini menjadi istimewa. Anni yang merupakan Dosen UNS Jurusan Akuntansi selalu berbagi pengalaman dan Ilmu yang ia miliki kepada mahasiswanya. Jalan sukses Anni tidaklah lapang, penolakan demi penolakan ia terima, setelah ia lulus kuliah Anni mencoba melamar kerja di banyak perusahaan besar dan bank-bank terkemuka. Selalu lolos test hingga Tahap akhir dan di undang mengikuti wawancara, “Awalnya saya tidak sadar mengapa ketika wawancara, saya selalu gagal. Sampai akhirnya saya menemukan perkiraan jawaban atas kegagalan itu, yaitu karena kondisi fisik saya. Sejak itu saya tidak mau lagi melamar di perusahaan besar,” ungkapnya. Jalan Anni mulai terbuka saat Fakultas Ekonomi UNS menawarinya menjadi dosen, karena sejak masih menjadi mahasiswa Anni pernah menjadi Asisten dosen, tanpa pikir panjang Anni langsung menerima tawaran tersebut dan terbukti prestasi demi prestasi akademik ia raih. 

Pesan Anni untuk teman-teman, "kita tidak boleh mudah putus asa, harus selalu semangat, dan membuktikan diri dengan kerja keras. Tak lupa, bersyukur. keterbatasan tidak boleh menjadi alasan untuk meminta belas kasihan orang lain". 

Prinsip Anni yang selalu optimis dan penuh semangat, perlu ditiru dan menjadi inspirasi bahkan oleh kita semua. “Kalau saya, selalu optimis dan semangat. Karena bagi saya, hidup ini harus bermanfaat dan selalu berusaha untuk tidak menjadi beban bagi orang lain. Juga, smile, and the world will smile with you.”  Optimis, Semangat, Bermanfaat, dan Tidak Menjadi Beban, prinsip yang sangat dipegang Anni. Prinsip yang harusnya menjadi pegangan kita semua untuk tetap semangat menjalani hari-hari.

 

  • Published in Artikel

Cara Asyik Berinteraksi dengan Orang dengan Autisme.

Mungkin ada beberapa dari kalian yang masih bingung bagaimana berinteraksi dengan orang dengan autisme, terutama masih banyak yang menganggap bahwa autisme hanya terjadi pada anak kecil dan usia dini. Nah kali ini kami akan memberikan tips bagaimana berinteraksi dengan orang dengan autisme. Dalam hal ini adalah cara berkomunikasi dan memahami perilaku sosialnya. 

  • Sapalah dan perkenalkanlah diri kalian.
    Ketika bertemu dengan orang dengan autisme, sapalah mereka seperti biasa yang kamu lakukan setiap hari apabila bertemu orang baru. Tidak perlu canggung dan kikuk. Apabila mereka menghindar dan belum mau, tunggulah beberapa saat. Apabila situasi sudah baik, silahkan berkenalan kembali. 

  • Jelaskan dan utarakan maksud kalian. Hal ini sangat penting agar mereka mengerti apa yang sedang kalian lakukan. Terlebih jika kalian adalah orang baru di sekitar mereka. 

  • Beri waktu bagi orang dengan Autisme untuk memahami informasi yang kamu akan bagikan. Tunggulah responnya. Apabila tidak ada respon berikanlah respon secepatnya. Agar informasi yang kamu ingin sampaikan tidak salah arti dan semua bisa memahami.

  • Apabila bertanya, pertanyaan haruslah jelas. Gunakan kalimat-kalimat yang mudah dan langsung dapat dimengerti.

  • Hindari kata-kata yang bermakna ganda atau humor yang tidak perlu.
    Orang dengan autisme seringkali tidak paham dengan kata-kata yang bermakna ganda dan perumpamaan. Karena cenderung mereka akan mengulangi kalimatnya. Lalu meskipun kalian nanti akan terlibat dengan obrolan yang menarik hindari humor yang sekiranya mereka tidak akan mengerti dengan mudah. 

  • Apabila kalian sudah saling mengenal dan terlibat, jagalah interaksi kalian secara rutin baik informasi yang sama-sama kalian dapatkan dan kebiasaan yang sering kalian lakukan.  

  • Perhatikan lingkungan. Orang dengan autisme biasanya sensitif terhadap cahaya, bau, dan suara. Kalau bisa jagalah lingkungan kalian berinteraksi tenang dan sepi.

  • Selalu bertanya pada pendamping atau orang tua orang dengan autisme. Jika kalian bertemu mereka bersama pendamping dan orang tua mereka, selalu tanyakan apabila kalian menemukan masalah. Hal ini juga akan membantu kalian belajar lebih baik lagi untuk berinteraksi dengan orang dengan autisme. 

Berikut tadi adalah beberapa tips untuk berinteraksi dengan orang dengan autisme. Sangat sederhana bukan? Kami juga yakin semakin kalian sering berinteraksi dengan orang dengan autisme akan semakin mudah memahami hambatan apa yang mereka alami setiap harinya. Selamat mencoba!!

 

Huda Arsitek dengan Autis asal Sidoarjo

Beberapa minggu lalu tim kami bertemu dengan Ibu Iin asal Sidoarjo. Pertemuan itu adalah kesempatan pertama kami berkenalan dengan Huda anaknya, pemuda mandiri dengan autis yang sehari-hari berprofesi sebagai freelance drafter gambar bangun. Sekilas Huda tampak seperti anak remaja lelaki seumurannya, namun ketika berkomunikasi, Huda menunjukkan kekhususannya. Seperti kebanyakan anak dengan autis, Huda terlihat sulit untuk berkomunikasi jika tidak menggunakan sentuhan sebagai tanda pengawal komunikasi. Pandangannya yang kurang fokus menjadi karakter utama Huda bahwa dia adalah anak dengan autis.

Namun Huda adalah anak yang luar biasa. Sekilas dia terlihat tak memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal, namun semua stigma itu runtuh ketika dia duduk di balik laptop kesayangannya dan duduk di salah satu sudut dapur yang sengaja disulap menjadi kantor pribadi bagi Huda untuk berkarya dan menggunakan AutoCad, SketchUp, dan jenis software visualisasi gambar bangun lainnya sambil mendengarkan lagu dangdut yang ia suka. Huda memiliki kemampuan gambar yang luar biasa. Dia sering membuat desain bangunan dengan tingkat kompleksitas cukup tinggi. Menurut Bu Iin, Huda sangat menyukai bentuk bangunan yang memiliki lantai lebih dari dua. Pemilihan pintu, warna ubin, dan bahkan jenis sprei semua atas pertimbangan Huda.  

Sama seperti anak dengan autis lain, Huda sangat menyenangi detil dan logis. Menurut ibunya Huda sangatlah cerdas dalam bidang Matematika dan Fisika yang membutuhkan konsentrasi perhitungan yang cukup tinggi. Namun sangat lemah dalam bahasa Indonesia. Ketika ditanya apa keinginannya, dia hanya menjawab "kuliah". Huda ingin sekolah lagi. Meneruskan dan mengembangkan kemampuannya di perkuliahan. Saat ini Huda sedang mengerjakan beberapa proyek gambar bangunan berbayar yang didapatkan oleh kakak dan ibunya melalui situs online penyedia jasa proyek untuk freelancer. Setiap rupiah yang dia dapatkan diberikan kepada ibunya yang kelak akan digunakan untuk biaya kuliah. 

Kemampuan Huda saat ini tidak lepas dari perjuangan Bu Iin yang membuatnya berhasil lulus dari SLB dan SMK inklusi. Sebelumnya Huda bahkan pernah tidak diijinkan mengikuti Ujian Nasional di SMPLB, namun berkat tekad, kerja keras, dan semangat Ibu Iin semua itu bisa dilalui. Hal ini menunjukkan bahwa peran keluarga sangat menentukan kemajuan dan kemampuan anak dengan autis. Setiap selesai shalat, Huda selalu berdoa dengan caranya yang sangat khas dan unik. Langsung dan to the point. “Ya Allah, berikanlah kesehatan, uang yang banyak, bisa masuk YouTube dan bisa kuliah, Amin”.

Huda dalam kesederhanaannya menggambarkan hasil dari semangat yang tak pernah mati. Dukungan keluarga yang saling menguatkan. Mengajarkan bahwa anak dengan autis bisa mandiri dan bermanfaat untuk masyarakat sekitar. (BP)

  • Published in Artikel
Subscribe to this RSS feed